Jumat, 21 Januari 2011

Agama dan Masyarakat


  •  Fungsi agama :

Agama terhadap pemeliharaan masyarakat ialah sebagaian diantara kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh ialah dalam system kredit (masalah ekonomi), di mana sirkulasi sumber kebudayaan dari suatu system ekonomi bergantung kepada, apakah manusia satu sama lain dapat saling menaruh kepercayaan, bahwa mereka akan memenuhi kewajiban bersama di bidang keuangan (janji social mereka untuk membayar). Dalam hal ini agama membantu mendorong terciptanya persetujuan dan kewajiban social, dan memberikan kekuatan memaksa memperkuat atau mempengaruhi adat-istiadat.

Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sacral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sacral. Dalam setiap masyarakat sanksi sacral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena ganjaran dan hukumnya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.

Fungsi agama dalam bidang social adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama. Baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban- kewajiban social yang membantu mempersatukan mereka.

Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu. Pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu system nilai sebagai semacam tuntutan umum  untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat. Dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.



  • PELEMBAGAAN AGAMA
 Agama begitu universal, permanen  (langgeng), dan mengatur dalam  kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Hal yang perlu di jawab dalam memahami lembaga agama adalah, apa dan mengapa agama ada, unsure-unsur dan terbantuknya serta fungsi dan struktur agama.

Dimensi ini mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kepercayaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari. Terkandung makna ajaran “karja” dalam pengertian teologis.

Dimensi keyakinan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan dapat diterima sebagai dalil atau dasar analitis, namun hubungan-hubungan antara keempatnya tidak dapat diungkapkan tanpa data empiris.

Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :

a.     Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sacral

Masyarakat tipe ini kecil, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karnanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok aktivitas yang lain.


Masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang.

Keadaan mastarakat yang terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama menberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam setiap masyarakat ini , tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang secular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar